Manakala Sang Hyang Dwapara turun ke marcapada, permaisuri raja awu-awu langit (kerajaan Gendara) sedang bersalin. Melihat peristiwa persalinan itu, Sang Hang Dwapara segera merasuk ke dalam jabang bayi yang kemudian diberi nama Harya Suman.
Setelah dewasa Harya Suman (sengkuni) mengabdi pada Prabu Pandu Dewanata sang raja Astina. Pada saat itulah Haryo Suman menfitnah Raden Patih Gandamana, sehinga sang apatih mengundurkan diri dari jabatannya dan Haryo Suman setelah di potheng-potheng oleh Patih Gandamana, diangkat oleh Prabu Pandudewata menjadi Patih menggantikan Patih Gandamana.
Sewaktu prabu Pandudewanata wafat, Begawan Abiyasa berencana akan membagikan minyak sakti Lenga Tala warisan Prabu Pandu untuk kekebalan para kurawa dan Pandawa. Namun saat minyak itu dibagikan, Kurawa merampasnya. Hingga begawan Abiyasa yang terdesak itu sampai terjatuh dan Dewi Kunthi Nalibrata pingsan.
Melihat Lengatala tumpah di rerumputan, Sengkuni segera menanggalkan seluruh pakaiannya. Dengan bertelanjang bulat Sengkuni bergulingan di rerumputan yang basah karena minyak lenga tala itu. Dengan demikian seluruh badan sengkuni menjadi kebal, kecuali tenggorokan dan dzuburnya yg tidak kena minyak lenga tala tsb.
Karena melihat Dewi KUnti Nalibrata tergeletak pingsan, Sengkuni segera mendekatinya dan menarik semekan-nya. Namun sebelum Sengkuni berbuat lebih jauh, Dewi KUnti terbangun dan siuman, sehingga saat itu juga Dewi KUnti bersumpah, bahwa mulai saati itu tidak akan memakai semekan kecuali dari kulitnya Sengkuni. Uar Dewi Kunti " Aku tidak akan mengenakan Semekan jika tidak terbuat dari kulit Sengkuni." Sineksen Jagad Sa isine. Semenjak itu Dewi Kunthi hanya mengenakan jubah lorodan milik Begawan Abyasa.
(Dhog,,,Sulukan Durma Rumiyin,,,,Cengkok Dalag Gino Banyumas")
Walulang Rineka Jalma,
Jalma Ratu,
Jalma Ratu Pujangga Kang ndarbeni,,
Nur Agung,
Sanes Saking Nagri manca,
Duk ing Kana,,,,
Demak Kawitan mau,
Pujangga kang nganggit wayang,,,
Manungsa ginambar miring,
iku kinarya palupi,,,,,o,,,,,
Setelah menjabat sebagai Patih Sengkuni pada masa pemerintahan Prabu Drestarastra,perilaku sirik dan jahat sengkuni semakin menjadi-jadi dan meraja lela.
Sengkuni menghasut para Kurawa agar membunuh Pandawa dan Dewi Kunti dala peristiwa Bale Sigala Gala. Selain itu Sengkuni berhasil memperdaya Pandawa dengan mengajaknya bermain dadu. Pada permainan itu Sengkuni mewakili Kurawa dan Pandawa diwakili oleh Yudistira. Akibat kecurangan sengkuni, pandawa kehilangan kerajaan dan seluruh kekayaannya dan Pandawa harus hidup sebagai orang buangan selama 13 tahun. yang 12 tahun harus hidup di Hutan dan 1 tahun harus hidup menyamar hidup di Kota Gara.
Ketika pecah perang Baratayuda, sengkuni terbunuh di tangan Bima melalui Kuku Pancanaka pada tangan sebelah kanan yang di tusukan ke dalam tenggorokan sengkuni dan kuku pancanaka sebelah kiri di tusukan ke dalam duburnya. Sebelum tewas di medan laga, Sengkuni di kuliti oleh Bima. Sisa kulit Sengkuni yang tertinggal di kuku pancanaka dibentang oleh Bima dan dijadikan sumekan Dewi Kunti Nalibrata.
TANCEP KAYON